Jumat, 07 Desember 2012

Part III Benih Cinta Pertama di Yogyakarta


Sadranan Saksi Bisu

Kehidupan ini penuh dengan episode-episode maupun bab-bab yang harus di kaji dan perlu di bahas perbab secara detail dan perlu penghayatan terhadap episode-episode yang telah dilalui bersama dengan Nanda dalam waktu yang singkat di sebuah malam di malioboro, Aji tidak akan pernah lupa dengan episode atau bahkan bab dimana Aji awal bertemu dan mengenal sosok pribadi seoran gadis yang Aji kenal. Nanda terima kasih telah memberikan episode yang sangat special untuk kehidupanku”.
Ujar Aji yang sedang kalut dengan perasaannya sendiri untuk seorang gadis yang Aji belum jelas tahu dengan kepribadian Nanda. Aji selalu bertanya-tanya apakah Nanda akan menerima sosok Aji dengan keadaan yang sekarang maupun masa lalu Aji yang belum sempat menceritakan ke Nanda. Bahwa Aji mempunyai sifat fhobia atau bisa disebut teroma dengan yang namanya “pacaran”, pacaran sebuah setatus yang mengikat sebuah janji antara kedua insan manusia saling memberikan kepercayaan satu sama lain untuk kelangsungan sebuah hubungan. Tetapi menurut Aji itu semua adalah busyid persetan dengan yang namanya Pacaran. Aji berkata dengan begitu keras karana because Aji di khianati oleh seorang gadis yang benar-benar Aji percaya dan sudah membuat mimpi untuk Aji dan gadis yang telah membuat Aji sekarang mempunyai troma dengan namanya “Pacaran”.
Beriringnya waktu dan hari Aji mulai yakin bahwa Nanda akan memberikan obat untuk penawar sebuah racun yang telah mendera tubuh Aji di masa lalu. Nanda telah memberikan rasa damai untuk beberapa saat ketika awal bertemu dan mulai mengenal sosok gadis jilbab coklat Nanda. Semua kata-kata yang telah terwujud merupakan renungan Aji yang sempat di tulis di diari harian blog pribadi, mungkin Aji berharap seseorang disana akan membaca suara hati yang terdalam untuk ungkapan kekecewaan.

***
Tidak terasa dalam hitungan waktu selama 2 bulan terakhir Aji sering melewatkan hari-hari bersama dengan Nanda di akhir pekan. Mereka lewatkan hari yang tujuan untuk mengenal pribadi masing-masing dan Aji memperkokoh argument bahwa nanda akan menjadi pengobat Fhobia Aji dengan yang namanya “Pacaran”. Di suatu pagi Aji mengirim pesan ke Nanda untuk berbicara dalam artian hati ke hati.
Asalamualaikum, Nanda ma’af gangu jam istirahatnya. Aji mau Tanya hari ini ada agenda ndak nanti siang?”.
“Walaikumsalam, ngak ganggu Ji. Nanti siang Nanda ngak ada agenda ji. Emang kenapa?”. Pesan dari Nanda.
“Ngak Aji mau ajak Nanda ke Pantai Sandranan nanti siang dan sore kita nikmati Bukit Bintang. Gimana mau ndak Nda?”. Pesan singkat dari Aji dan berharap Nanda meng iyakan ajakan Aji.
           
“Mau dong Ji, Nanda juga siang ini ngak ada agenda. Nanti langsung kekosant aja Ji lw mau berangkat. Jam berapa kita pergi?
“Oke, Aji kekosant jam 13.00 Nda.

***
Pukul 13.00 WIB Aji sampai di kosant Nanda dengan memakai hem batik kecoklatan, celana jins yang kehitam-hitaman dan motor kesayangannya mio biru. Aji berpenampilan dengan rapi bagaikan bertemu dengan seorang yang dianggap penting. Aji mulai melangkahkan kaki ke depan kosant Nanda.
Asalamualaikum……..”,
Walaikum salam”. Suara wanita dari dalam entah siapa yang menjawab. Ketika dibuka ternyata Nanda. Nanda dengan sepontan Aji kaget terdiam tanpa kata melihat Nanda berpenampilan beda dari hari-hari sebelumnya.
Gimana udah siap Nda?”, Tanya Aji agak binggung.
Yuk, Nanda udah siap Ji”, ucap Nanda dan meperhatikan penampilannya sekilas bahwa Nanda sudah siap untuk berangkat.
Oke Berangkat”. Jawab Aji dengan melempar senyum kepada Nanda.

            Hari ini Nanda mengenakan baju batik coklat yang bercorakkan cirri khas Jogjakarta, dengan jins abu-abu dan tidak lupa dengan sepatu kesayangannya Nanda. Aji dan Nanda mulai menyusuri jalan Ring road Selatan langkah awal menuju Pantai Sadranan. Selama perjalanan ke Pantai Sadranan Nanda memperhatikan pemandangan yang masih natural di sepanjang jalan daerah Gunung Kidul dan bersyukur alangkah indahnya ciptaan Allah hingga memberikan suguhan pemandangan batu yang tersusun dengan rapi dan kokoh. Angin pantai segera menyambut kedatangan Aji dan Nanda dengan sayup-sayup menerbangkan semua masalah yang ada pada diri dan membuat hati tenang. Andai semua orang seperti angin dan laut yang tidak akan terpisahkan oleh apapun. Ketika sampai di pantai semua menjadi lebih jelas bahwa pantai adalah sebuah objek wisata yang memberikan sebuah kenikmatan tersendiri untuk menghilangkan semua kepenatan yang ada.
            Jika memang hari ini layak untuk dijadikan sebuah sejarah seorang laki-laki yang teroma menjadi seorang laki-laki yang kembali memulai jalan cerita untuk bersama seseorang yang akan mendampingi. Aji dan Nanda sampai di pantai, Aji memperhatikan ke sekeliling pantai seraya menghirup nafas yang panjang dengan ketenangan yang telah disuguhkan oleh pantai. Aji dan Nanda segera duduk di tepi pantai Sandranan, hari ini Aji akan menceritakan isi hati  yang telah gelisah dan berharap Nanda menjadi seorang yang special nantinya.

***

            Angin pantai dengan perlahan menerpa wajah Aji dan Nanda, air pantai segera memberikan desakan ombak yang perlahan seolah-olah ombak memberikan isyarat ke Aji bahwa Aji harus memulai cerita yang telah tersimpan rapat dihatinya setelah bertemu dengan Nanda.

Nanda, gimana pendapatmu tentang pantai sandranan…?”,seraya memperhatikan ombak yang selalu datang dengan perlahan ke tepi pantai.
menurutku pantai sadranan pemandangannya bagus dan anginnya membuat hati tenang”, balas Nanda, menoleh ke Aji dengan senyum khas Nanda.
tapi menurutku yang membuat tenang adalah ketika bersama mu disini”,ucap Aji sepontan dan mengarahkan pandangan ke Nanda.
kebiasaan ni Aji, gombalin saya terus. Tapi aku mah udah kebal dengan kata-kata yang membuat aku terbang jauh”, ucap Nanda dengan spontan menepuk pundak Aji dengan perlahan dan tersenyum menyindir.
Nanda, coba engkau lihat ombak yang selalu menepi kepantai dengan perlahan”, ucap Aji seraya memperhatikan ombak pantai.
iya kenapa Ji”.
“ombak yang perlahan menepi ke pantai mengibaratkan, hati ini perlahan ingin menjaga kamu, Nanda. Untuk mengukir cerita indah tentang kamu dan aku. Mungkin air, batu, pasir dan ombak yang bergejolak hari ini menjadi saksi bisu untuk kejadian hari ini”. Ucap Aji mengutarakan ungkapan hati yang telah lama terpendam. Seketika menjadi hening setelah Aji mengungkapkan perasaan hati yang terpendam.
“Aji bercandakan dengan… dengan ungkapan barusan”, dengan wajah binggung dan kaget. Nanda memandang wajah Aji, menerawang jauh kedepan menembus langit ketujuh.
“Aji serius Nanda, kali ini kata-kata ku jujur berasal dari ungkapan hati Aji yang terdalam”, Aji memandang wajah Nanda dengan penuh harapan dengan bersamaan Aji mengenggam tangan Nanda dengan erat.
           
            Pantai Sandranan dengan keramaian disana-sini seketika hening seketika. Entah apa yang membuat suasana menjadi hening seketika “diam tanpa kata”. Nanda binggung mau menjawab dari mana dulu, karana dua minggu sebelum hari ini Nanda sudah balikan dengan mantan pacarnya di Purwokerto. “aku harus menjawab dari mana…, aku tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Cukup aku harus menjawab dengan sejujurnya”. Celetukan hati Nanda yang binggung dan wajah yang kaget.
           
Aji, entah aku harus memulai dari mana untuk menjawab pertanyaanmu barusan. Sebelumnya aku minta ma’af, aku tidak akan bisa bersama kamu mengukir cerita indah baik suka maupun duka, karena….. akui telah kembali bersama seseorang yang kucintai. Ketika dimasa SMA mungkin ini jawaban yang sulit kamu terima Ji, jawaban aku berasal dari lubuk hati aku yang paling dalem. Ma’af aku telah memutuskan sebuah harapan yang tujuannya baik. Ma’af Ji, aku tidak bisa untuk menjadi sahabat hidup”. Nanda menoleh ke arah Aji memperhatikan dan menyakinkan bahwa Nanda tidak bisa. Nanda perlahan melepaskan genggaman Aji dengan perasaan yang tak karuan.

Nanda…, apakah tidak bisa dipikirkan lagi, apakah aku tidak pantas untuk bersanding bersamamu, jika memang jawabanmu telah finally. Aji terima dengan besar hati walaupun sebagaian hati telah mengalami kesakitan. Ma’af Nda, Aji memaksakan kehendak”, ucap Aji, kembali mengengam tangan Nanda dengan erat dan menatap jauh ke mata Nanda degan penuh harapan.

Ji, walaupun kita tidak pacaran. Tapi aku berharap kamu menjadi sahabat Nanda. Aku tidak mau karena pacaran nantinya akan bermusuhan ketika break dengan masalah. Menurutku kita sahabatan aja. Sahabat  lebih baik dari pada teman hidup Ji. Sahabat sebuah ikatan silahturahmi yang tidak akan putus. walaupun kamu, aku nantinya berkeluarga. Kita akan tetap sahabat Ji”.

“Sahabat lebih baik dari pada teman hidup. Terima kasih Nda udah buat aku sadar bahwa teman hidup atau pacar adalah hubungan kesenangan sesaat yang kemudian menyakitkan ketika sebuah sayap patah hingga membekas jauh lebih dalam di hati. Untuk teman hidup yang baik adalah menikah. Ya menikah. Karana lebih baik pacaran ketika menikah. Nda hari ini kamu, pasir, batu dan yang ada disini menjadi saksi hidup dan mati aku akan pacaran ketika menikah”.balas Aji dengan hati yang lapang dan sifat dewasa Aji seraya memandang jauh ke depan, kelaut lepas yang luas.

“Ji hidup masih panjang ke depan”.
“ya Nda hidup aku masih panjang dan ukiran cerita prestasi belum ku ukir dengan indah”.
“tetep semangat ya Ji,ukir semua ceritamu dengan indah. Dan aku akan selalu mengingatkan akan janjimu, akan pacaran ketika menikah J”.
“bisa aja kamu nda ya udah yuk pulang nanti keburu sore, aku kan mau ajak kamu lihat sanset di bukit bintang”.
“ya udah yuk”.

            Derai pantai yang gemuruh, angin yang bertiup seakan menenangkan hati membuat hari berlalu secepat ombak yang selalu menghampiri pantai. Hari telah menjelang sore dan dalam hitungan jam malam akan datang meghampiri. Aji dan Nanda memulai langkah kaki menuju sebuah tempat yang tidak bisa dilewatkan. Bukit Bintang namanya, sebuah nama mempunyai filosopi buat Aji adalah sebuah bukit yang menyatukan kedua insan dan sebuah bintang yang mampu memberikan sebuah efek senyum yang lebar J.

Bila seorang dapat mencintai secara dewasa,
Maka ia tidak akan peduli pada symbol-simbol
Percintaannya. Yang ia pedulikan adalah
Kekuatan prinsip yang ada dalam cinta,
Yakni ketulusan dan kasih sayang”.
“Cinta tidak harus memiliki. Tapi,
Sekali kita memiliki cinta, bahagiakanlah ia.
Sangat tidak mudah memang. Tapi,
Cinta membuat itu semua bisa terjadi”.
(sebuah kata hati Aji yang terceletuk seat ketika suasana di Bukit Bintang)

The And

Sahabatku sekalian yang selalu mengikuti perkembangan tulisan saya. Saya ucapkan terima kasih semoga semua rangkaian cerita bisa di ambil yang bernilai positif. Sahabatku jangan lupa dicoment ya dibawah, sebuah coment sahabat sekalian memberikan nilai lebih buat penulis.

A.Muhammad Furqoni
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar