SEPEDA TUA VETERAN
Kokokan
ayam mengwali kegiatan di pagi hari. Sepeda tua mulai berjalan menyusuri jalan
menuju pasar prambanan. Sepanjang perjalanan mata tak berhenti untuk bersyukur
kepada sang Ilahi karna ciptaan yang begitu indah. Surto seorang pahlawan
pejuang kemerdekaan di tahun 1979 mengayuh sepeda tuanya dengan semangat
merdeka ketika berada di area pertempuran. Surto tinggal bersama dengan anaknya
di sebuah desa Bangun Bumi.
Suatu
hari Lanut datang ke desa Bangun Harjo untuk tinggal bersama Mbah Surto.
Sekaligus melanjutkan pendidikannya di sebuah perguruan tinggi yang ada di
Jogjakarta. Mbah Surto memiliki segudang cerita perjuangan masa lalu yang
mungkin tidak pernah terlupkan. Malam menjelang, Mbah Surto mengajak Lanut
untuk makan bersama.
”gimana
kuliahnya hari ini?” ucap Mbah surto.
“Alhamdulilah
baik Mbah, Lanut juga udah dapet temen
di kampus”, jawab Lanut melemparkan senyum manis.
“Bagus
le..”.
“mbah
Lanut denger dari Ibuk, Mbah seorang pahlawan kemerdekaan ya.. gimana certiya mbah”, ucap Lanut
dengan penasaran, memandang sebuah fhoto laki-laki muda gagah degan seragam.
“Ya
bener. Dahulu simbah bergabung dalam sebuah pasukan yang secara tidak langsung
di pimpin oleh bung karno, nama kelompoknya BARBRI (Barisan Berani Mati). Peluru
berterbangan di atas kepala, banyak jiwa yang jatuh berkorban dan masih banyak
juga jiwa-jiwa yang bersemangat mempertahankan negara Indonesia. Setelah keluar
dari BARBRI mbah selalu pindah tugas dari Jakarta, Bandung, dan akhirnya Mbah
minta agar netep tugas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampai di Yogyakarta
simbah jadi Polisi biasa selama 4 Tahun. Setelah pensiun dari Polisi mbah kerja
sebagai satpam di sebuah gudang beras. Ya. Di gudang beras. Dikenal sebagai
satpam yang tegas. Ketika masuk gudang tidak boleh membawa tas. Kenapa. Karna
jika bawa tas ketika keluar dari gudang tasnya berisi beras. La kalau begitu
kan nanti saya yang kena marah si bos yo to le”. Ujar mbah Surto dengan
penuh penghayatan.
“wah
panjang yo mbah, tapi Lanut rasa belum selesai ceritanya, ya udah mbah udah
malem tidur aja dulu”. Ujar Lanut dengan wajah yang masih penasaran.
Mbah Lanut setiap Tahun sekali ada rapat
tahunan seluruh pensiun veteran dan pembagian uang simpan pinjam. Ya dengan
Sepeda Tua kesayangannya Mbah Surto berangkat ke pertemuan tiap tahun walaupun
keadaannya tidak segagah muda yang dulu. Sehari-hari Mbah Surto selalu
menjalani kehidupannya degan sepeda tua. Ya, dimana Mbah Surto Sepeda Tua
menemani. Ketika mengambil uang pensiun setiap bulannya Mbah Surto pergi ke pos
selalu di antar oleh Cucunya. Sebut aja Danil. Yang nemenin dan mengingatkan
setiap bulannya untuk mengambil uang pensiun{}.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar