Anak
Desa Bermimpi
Sendiri
menatap keindahan desa, terdiam dalam satu arah pandangan. Akan menjadi apa
kelak dewasa. Terlahir dari sebuah desa migrasi tahun 1995 Kabupaten Muara
Enim, Desa Muara Harapan tepatnya menjadi penonton kehidupan ku semasa kecil.
Sekolah Dasar terasa berlalu begitu cepat walau sempat kurasakan duduk di
bangku Sekolah Dasar di plosok Desa kota Batu Raja 3 tahun silam. Menyisakan begitu
banyak cerita bagi keluargaku.
ketika umurku 4 Tahun di desa Suban
Jeriji Batu Raja, aku hampir tak ditemukan oleh siapapun. apa yang dipikirkan
anak umur 4 tahun, hanya bisa mengis ketika sendirian tanpa ada orang tua. Tak tau
arah jalan pulang dari desa tetangga. Orang tua ku merasa kehilangan terutama Ibuku.
Ibuku sangat terpukul dengan keadaan saat itu. Andai aku tidak bisa pulang ke
rumah saat itu, mungkin aku tidak akan bisa ada di Jogjakarta dan menikmati
bangku kuliah ku di sebuah perguruan
Tinggi dan mengambil jurusan yang akan menjadi cita”ku semenjak SMP. Entah apakah
Tuhan memberikan jalan pulang ke rumah untuk anak umur 4 tahun kerumah.
***
Dunia berputar begitu cepat dan
mengukir banyak sejarah kehidupan untuk seluruh insan. Aku kembali ke desa
kelahiran Desa Muara Harapan ketika aku duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4. Seiringnya
waktu aku mulai menjajaki bangku Sekolah Menengah Kejuruan, langkah awal meraih
mimpiku menjadi teknisi computer atau semacamnya yang berhubungan dengan
teknologi. “bermimpilah semau mu tapi
cepat bangun dan bertindak untuk mencapai mimpimu”, kata-kata yang menjadi
formula semangatku.
Bertemu dengan pribadi yang
berbeda-beda di awal tahun ajaran, berkumpul dalam satu wadah organisasi dan
dakwah. Tahun pertama aku dan sahabat mengkuti alur dan entah kemana akan berhenti.
Memulai jalan dakwah bersama sahabat dengan membentuk grup nasyid Al-Insan
dengan personil tujuh orang dan memiliki satu tujuan berdakwah. Tahun ketiga di
bangku Sekolah Menengah Kejuruan menjadi grup nasyid faforit dan menorah prestasi
menjadi juara harapan tiga. Al-Insan punya mimpi bisa tampil tahap propinsi
tapi itu semua tidak terwujud di karenakan tugas belajar melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi meneruskan mimpinya masing-masing.
***
Mimpiku menjadi teknisi jaringan
sekarang mulai terbuka dengan terdaftar menjadi mahasiswa perguruan tinggi di Jogjakarta.
Kembali ke kampung halaman menjadi sosok pembimbing dan pengajar untuk siswa
Sekolah Menengah Kejuran dan atau menjadi kepala teknisi jaringan di sebuah
perusahaan itu lah mimpi besarku. Masih banyak mimpi-mimpiku yang harus kugapai
sesegera mungkin. perjalanan menggapai mimpi tersebut masih panjang dan
sekarang aku mencoba menggali potensi
diri ku dengan mengikuti kegiatan di kampus maupun luar kampus. Penulis
Jurnalistik, Novel, Iven Organisasi, dan Motivator menjadi target sebelum
menjadi teknisi jaringan yang professional.
Tapi
tak akan semudah membalikkan kedua tangan untuk meraih mimpi tersebut. Ya,
semua mimpi akan tercapai dengan proses yang berbeda-beda dan lika-liku
perjalanan, jadi apapun jalannya menuju istana yaitu mimpi hargai jalan
tersebut walaupun hanya bisa berjalan beberapa langkah kedepan.
Selamat
Bertemu Kembali Ketika Episode “Mimpi
Tercapai”
Created By :
Muhammad Furqoni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar