Senin, 04 Februari 2013

Anak Desa Bermimpi


Anak Desa Bermimpi

Sendiri menatap keindahan desa, terdiam dalam satu arah pandangan. Akan menjadi apa kelak dewasa. Terlahir dari sebuah desa migrasi tahun 1995 Kabupaten Muara Enim, Desa Muara Harapan tepatnya menjadi penonton kehidupan ku semasa kecil. Sekolah Dasar terasa berlalu begitu cepat walau sempat kurasakan duduk di bangku Sekolah Dasar di plosok Desa kota Batu Raja 3 tahun silam. Menyisakan begitu banyak cerita bagi keluargaku.

            ketika umurku 4 Tahun di desa Suban Jeriji Batu Raja, aku hampir tak ditemukan oleh siapapun. apa yang dipikirkan anak umur 4 tahun, hanya bisa mengis ketika sendirian tanpa ada orang tua. Tak tau arah jalan pulang dari desa tetangga. Orang tua ku merasa kehilangan terutama Ibuku. Ibuku sangat terpukul dengan keadaan saat itu. Andai aku tidak bisa pulang ke rumah saat itu, mungkin aku tidak akan bisa ada di Jogjakarta dan menikmati bangku kuliah  ku di sebuah perguruan Tinggi dan mengambil jurusan yang akan menjadi cita”ku semenjak SMP. Entah apakah Tuhan memberikan jalan pulang ke rumah untuk anak umur 4 tahun kerumah.

***


            Dunia berputar begitu cepat dan mengukir banyak sejarah kehidupan untuk seluruh insan. Aku kembali ke desa kelahiran Desa Muara Harapan ketika aku duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4. Seiringnya waktu aku mulai menjajaki bangku Sekolah Menengah Kejuruan, langkah awal meraih mimpiku menjadi teknisi computer atau semacamnya yang berhubungan dengan teknologi. “bermimpilah semau mu tapi cepat bangun dan bertindak untuk mencapai mimpimu”, kata-kata yang menjadi formula semangatku.

            Bertemu dengan pribadi yang berbeda-beda di awal tahun ajaran, berkumpul dalam satu wadah organisasi dan dakwah. Tahun pertama aku dan sahabat mengkuti alur dan entah kemana akan berhenti. Memulai jalan dakwah bersama sahabat dengan membentuk grup nasyid Al-Insan dengan personil tujuh orang dan memiliki satu tujuan berdakwah. Tahun ketiga di bangku Sekolah Menengah Kejuruan menjadi grup nasyid faforit dan menorah prestasi menjadi juara harapan tiga. Al-Insan punya mimpi bisa tampil tahap propinsi tapi itu semua tidak terwujud di karenakan tugas belajar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi meneruskan mimpinya masing-masing.
***

            Mimpiku menjadi teknisi jaringan sekarang mulai terbuka dengan terdaftar menjadi mahasiswa perguruan tinggi di Jogjakarta. Kembali ke kampung halaman menjadi sosok pembimbing dan pengajar untuk siswa Sekolah Menengah Kejuran dan atau menjadi kepala teknisi jaringan di sebuah perusahaan itu lah mimpi besarku. Masih banyak mimpi-mimpiku yang harus kugapai sesegera mungkin. perjalanan menggapai mimpi tersebut masih panjang dan sekarang aku  mencoba menggali potensi diri ku dengan mengikuti kegiatan di kampus maupun luar kampus. Penulis Jurnalistik, Novel, Iven Organisasi, dan Motivator menjadi target sebelum menjadi teknisi jaringan yang professional.

Tapi tak akan semudah membalikkan kedua tangan untuk meraih mimpi tersebut. Ya, semua mimpi akan tercapai dengan proses yang berbeda-beda dan lika-liku perjalanan, jadi apapun jalannya menuju istana yaitu mimpi hargai jalan tersebut walaupun hanya bisa berjalan beberapa langkah kedepan.

Selamat Bertemu Kembali  Ketika Episode “Mimpi Tercapai”

Created By : Muhammad Furqoni

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar